Onkologi adalah spesialisasi medis yang berkenaan
dengan studi dan praktek pengobatan kanker atau tumor. Istilah ini berasal dari kata
Yunani “onkos” yang berarti “massal atau massa”, dan akhiran -logi yang berarti
“studi tentang”.
Onkologi merupakan disiplin yang sangat penting dalam
bidang perawatan kanker, dan seringkali dibagi ke dalam klasifikasi onkologi
medis, onkologi bedah dan onkologi radiasi.
ASUHAN
KEBIDANAN PADA IBU DENGAN GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI
A.
MASTITIS
a.
Pengertian
Mastitis atau biasa juga disebut
dengan abses/ nanah pada payudara/ peradangan payudara.
Abses (nanah) payudara, pengumpulan
nanah lokal di dalam
payudara, merupakan komplikasi berat
dari mastitis.
Mastitis ini dapat terjadi kapan
saja sepanjang periode menyusui, tapi paling sering terjadi antara hari ke-10
dan hari ke-28 setelah kelahiran.
b.
Jenis
Ada 2 macam :
1. Mastitis infeksi (kuman yang masuk ke saluran air susu di putting payudara
melalui perantaraan mulut atau hidung bayi Anda saat menyusui
2.
Mastitis non-infeksi (saluran air susu yang tersumbat atau juga karena posisi
menyusui yang salah.
c.
Penyebab
-
adanya
bakteri jenis staphylococcus aureus
-
adanya
sumbatan pada saluran ASI
-
Payudara
bengkak yang tidak disusukan secara adekuat.
-
Bra yang
terlalu ketat.
-
Puting susu
lecet yang menyebabkan infeksi.
-
Asupan gizi
kurang, istirahat tidak cukup dan terjadi anemia.
d.
Patofisiologi
Pada awalnya bermula dari kuman
penyebab mastitis yaitu puting susu yang luka atau lecet dan kuman tersebut
berkelanjutan menjalar ke duktulus-duktulus dan sinus sehingga mengakibatkan
radang pada mamae. Radang duktulus-duktulus menjadi edematus dan akibatnya air
susu tersebut terbendung.
e.
Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
Jika sudah terinfeksi, payudara akan
bengkak dan terasa nyeri, terasa keras saat diraba dan tampak memerah,
permukaan kulit dari payudara yang terkena infeksi juga tampak seperti
pecah-pecah. Badan demam seperti terserang flu. Namun bila karena sumbatan
tanpa infeksi, biasanya badan tidak terasa nyeri dan tidak demam. Pada payudara
juga tidak teraba bagian yang keras dan nyeri, serta merah.
B.
FIBRIO ADENOMA
a.
Pengertian
Fibroadenoma mammae adalah tumor
jinak yang sering terjadi di payudara.
Fibroadenoma adalah suatu tumor
jinak yang merupakan pertumbuhan yang meliputi kelenjar dan stroma jaringan
ikat. Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak pada payudara yang bersimpai
jelas, berbatas jelas, soliter, berbentuk benjolan yang dapat digerakkan.
b.
Jenis
Pembagian fibroadenoma berdasarkan
histologik yaitu :
1.
Fibroadenoma Pericanaliculare
Yakni kelenjar berbentuk bulat dan
lonjong dilapisi epitel selapis atau beberapa lapis.
2.
Fibroadenoma intracanaliculare
Yakni jaringan ikat mengalami
proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar berbentuk panjang-panjang (tidak
teratur) dengan lumen yang sempit atau menghilang.
Pada saat menjelang haid dan
kehamilan tampak pembesaran sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.
c.
Penyebab
-
Peningkatan
Estrogen
-
Genetik :
payudara
-
Faktor-faktor
predisposisi : Usia
d.
Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak
payudara yang sering ditemukan pada masa reproduksi yang disebabkan oelh
beberapa kemungkinan yaitu akibat sensitivitas jaringan setempat yang
berlebihan terhadap estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam
mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada
kuadran luar atas, merupakan lobus yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari
jaringan di sekitarnya. Pada gambaran histologis menunjukkan stroma dengan
proliferasi fibroblast yang mengelilingi kelenjar dan rongga kistik yang
dilapisi epitel dengan bentuk dan ukuran yang berbeda.
e.
Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
a.
Secara makroskopik : tumor bersimpai, berwarna putih keabu- abuan pada
penampang tampak jaringan ikat berwarna putih, kenyal
b.
Ada bagian yang menonjol ke permukaan
c.
Ada penekanan pada jaringan sekitar
d.
Ada batas yang tegas
e.
Bila diameter mencapai 10 – 15 cm muncul Fibroadenoma raksasa (Giant
Fibroadenoma )
f.
Memiliki kapsul dan soliter
g.
Benjolan dapat digerakkan
h.
Pertumbuhannya lambat
i.
Mudah diangkat dengan lokal surgery
j.
Bila segera ditangani tidak menyebabkan kematian
C.
KISTA SARKOMA FILLODES
a.
Pengertian
Tumor filodes di payudara, merupakan
tumor yang jarang terjadi dibandingkan dengan fibroadenoma bermula dari
intralobular stroma dan jarang disebabkan oleh fibroadenoma.
b.
Penyebab
Tumor ini bias berasal dari
fibroadenoma selular yang telah ada dan sekarang telah mengandung satu atau
lebih komponen asal measenkima. Diferensiasi dari fibroadenoma didasarkan atas
lebih besarnya derajat selularitas stroma, pleomorfisme selular, inti
hiperkromatikdan gambaran mitosis dalam jumlah yang bermakna. Protrusio khas
massa polopoid stroma hiperplastik ke dalam kanalikuli yang tertekan
menghasilkan penampilan seperti daun yang menggambarkan istilah filodes
c.
Patofisiologi
Bermula dari intralobular stroma dan
jarang disebabkan oleh fibroadenoma. tumor payudara ini biasanya tumbuh cepat,
terkadang jinak, terkadang di batas antara jinak dan ganas dan terkadang ganas.
Tumor filodes (sistosarkoma
filoides) merupakan suatu neoplasma jinak yang bersifat menyusup (invasive)
secara local dan dapat menjadi ganas (10-15%). Pertumbuhannya cepat dan dapat
ditemukan dalam ukuran yang besar. Tumor ini terdapat pada semua usia, tetapi
kebanyakan terdapat pada usia sekitar 45 tahun.
Tumor filodes ini dapat berukuran kecil
sekitar 3-4 cm, dan dapat pula dalam ukuran yang sangat besar dan membuat
payudara menjadi besar (bengkak).
d.
Gambaran Klinis Pada Ibu (tanda dan gejala)
-
Kulit di
atas tumor mengkilap, regang, tipis, merah & pembuluh2 balik melebar &
panas
-
Jarang tjd
mestastasis (pembesaran kelenjar regional)
-
Tumor tumbuh
cepat; nekrosis & radang pd kuli
D.
SARCOMA
a.
Pengertian
Sarcoma adalah tumor yang berasal
dari jaringan penyambung. Sarcoma secara umum dibagi kedalam dua kelompok yaitu
tulang dan jaringan lunak.
b.
Jenis
Ada empat tipe utama dari sarkoma
tulang, yaitu randro sarkoma, sarkoma ewing, fibrosarkoma dan osteosarkoma.
c.
Penyebab Sarcoma Kaposi
Pada penderita AIDS, penyakit ini
terjadi akibat gangguan sistem kekebalan dan penelitian terakhir menyebutkan
adanya kombinasi antara gangguan sistem kekebalan dengan sejenis virus herpes 8
(HHV8).
d. Patofisiologi Sarcoma Kaposi
Meskipun namanya adalah Sarkoma
Kaposi, namun, Sarkoma Kaposi bukanlah sarkoma yang sebenarnya, yang merupakan
tumor yang muncul dari jaringan mesensim. Sarkoma Kaposi muncul sebagai kanker
endothelium limfatik dan membentuk jaringan vaskular yang diisi dengan sel
darah, memberikan tumor ini karakteristik kemunculan seperti-luka memar.
Lesi Sarkoma Kaposi berisi tumor sel
dengan karakteristk bentuk memanjang yang tidak normal dan disebut sel spindle.
Tumor ini sangat bersifat vaskular, berisi pembuluh darah tebal yang tidak
normal, yang membocorkan sel darah merah pada jaringan yang mengelilinginya dan
memberikan tumor warna gelapnya. Peradangan disekitar tumor dapat menyebabkan
rasa nyeri dan pembengkakan.
Walaupun Sarkoma Kaposi dapat diduga
dari kemunculan lesi dan faktor resiko pasien, diagnosis dapat hanya dibuat
oleh biopsi dan pemeriksaan mikrosokop, yang akan menunjukan kehadiran sel
spindle. Deteksi protein viral LANA pada sel mengkonfirmasi diagnosis.
e.
Gambaran Klinis
Luka KS berupa lesi dan noda yang
berwarna-warni merah, ungu, coklat, atau hitam, dan biasanya Luka tersebut
biasanya ditemukan pada kulit, walau bisa juga tersebar di tempat lain terutama
mulut, gastrointestinal tract dan saluran pernafasan. Pertumbuhan dari sangat
lambat ke sangat cepat.
E.
KANKER PAYUDARA
a.
Jenis Klasifikasi kanker payudara terdiri dari 2 macam yaitu klasifikasi
patologik dan klinik.
1)
Klasifikasi patologik terdiri dari:
Kanker puting payudara atau pagets
disease Pagets disease adalah bentuk kanker dalam taraf permulaan
manifestasinya sebagai eksema menahun putting susu yang biasanya merah dan
menebal. Suatu tumor sub areoler bisa teraba. Sedang pada umumnya kanker
payudara yang berinfiltrasi ke kulit mempunyai prognosis yang buruk, lain
halnya dengan pagets disease ini prognosisnya lebih baik. Sebenarnya penyakit
ini adalah suatu kanker intra duktal yang tumbuh di bagian terminal dari duktus
laktiferus secara patologik ciri-cirinya ialah: sel-sel pagets (seperti pasir)
hypertrofi sel epidermoid, infiltrsi sel-sel bundar dibawah epidermis. - Kanker
duktus laktiferus:papillary, comedo, adenocarsinoma dengan banyak fibrosis
(scirrhus), medullary carsinoma dengan infiltrasi kelenjar, semuanya
infiltrating.
Penyakit ini dapat timbul pada waktu
menyusui, akan tetapi juga diluar waktu tersebut. Dapat kita ketahui bahwa
oprasi dapat mengakibatkan penyebaran yang sangat cepat dan kematian.
2)
Klasifikasi klinik kanker payudara
disamping klasifikasi patologis,
juga mempunyai klasifikasi klinik. Sebelum 1968, diklinik bedah sering dipakai
klasifikasi steinthal. Steinthal
1.
: kanker payudara sampai 2cm besarnya dan tidak mempunyai anak sebar. Steinthal
2.
: kanker payudara 2cm atau lebih dengan mempunyai anak sebar dikelenjar ketiak.
Steinthal
3.
: kanker payudara 2cm atau lebih dengan anak sebar, dikelenjar ketiak, infra
dan supra klafikula; atau infiltrasi vasia pektoralis atau kekulit; atau kanker
yang apert (memecah kekulit). Steinthal
4.
: kanker payudara dengan metastasis jauh, misalnya ketengkorak, atau tulang
punggun, atau paru-paru, atau hati dan panggul.
b.
Penyebab
1.
Faktor risiko
a. Faktor reproduksi:
Karakteristik reproduktif yang berhubungan dengan risiko terjadinya kanker
payudara adalah nuliparitas, menarche pada umur muda, menopause pada umur lebih
tua, dan kehamilan pertama pada umur tua. Risiko utama kanker payudara adalah
bertambahnya umur.
Diperkirakan, periode antara terjadinya haid pertama dengan umur saat kehamilan
pertama merupakan window of initiation perkembangan kanker payudara.
Secara anatomi dan
fungsional, payudara akan mengalami atrofi dengan bertambahnya umur. Kurang
dari 25% kanker payudara terjadi pada masa sebelum menopause sehingga
diperkirakan awal terjadinya tumor terjadi jauh sebelum terjadinya perubahan
klinis.
b.
Penggunaan hormon: Hormon estrogen berhubungan
dengan terjadinya kanker payudara. Laporan dari Harvard School of Public
Health menyatakan bahwa terdapat peningkatan kanker payudara yang
signifikan pada para pengguna terapi estrogen replacement. Suatu
metaanalisis menyatakan bahwa walaupun tidak terdapat risiko kanker payudara
pada pengguna kontrasepsi oral, wanita
yang menggunakan obat ini untuk waktu yang lama mempunyai risiko tinggi untuk
mengalami kanker payudara sebelum menopause. Sel-sel yang sensitive terhadap
rangsangan hormonal mungkin mengalami perubahan degenerasi jinak atau menjadi
ganas[15].
c.
Penyakit fibrokistik: Pada wanita dengan adenosis, fibroadenoma, dan
fibrosis, tidak ada peningkatan risiko terjadinya kanker payudara. Pada
hiperplasis dan papiloma, risiko sedikit meningkat 1,5 sampai 2 kali. Sedangkan
pada hiperplasia atipik, risiko meningkat hingga 5 kali.
d.
Obesitas: Terdapat
hubungan yang positif antara berat badan dan bentuk tubuh dengan kanker
payudara pada wanita pasca menopause. Variasi terhadap kekerapan kanker ini di
negara-negara Barat dan bukan Barat serta perubahan kekerapan sesudah migrasi
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh diet terhadap
terjadinya keganasan ini.
e.
Konsumsi lemak: Konsumsi
lemak diperkirakan sebagai suatu faktor risiko terjadinya kanker payudara.
Willet dkk. melakukan studi prospektif selama 8 tahun tentang konsumsi lemak dan
serat dalam hubungannya dengan risiko kanker payudara pada wanita umur 34
sampai 59 tahun.
f.
Radiasi: Eksposur
dengan radiasi ionisasi selama atau
sesudah pubertas meningkatkan terjadinya risiko kanker payudara. Dari beberapa
penelitian yang dilakukan disimpulkan bahwa risiko kanker radiasi berhubungan
secara linier dengan dosis dan umur
saat terjadinya eksposur.
g.
Riwayat keluarga dan faktor genetik: Riwayat keluarga merupakan komponen yang penting
dalam riwayat penderita yang akan dilaksanakan skrining untuk kanker payudara.
Terdapat peningkatan risiko keganasan pada wanita yang keluarganya menderita
kanker payudara. Pada studi genetik ditemukan bahwa kanker payudara berhubungan
dengan gen tertentu.
Apabila terdapat BRCA 1, yaitu suatu gen kerentanan
terhadap kanker payudara, probabilitas untuk
terjadi kanker payudara sebesar 60% pada umur 50 tahun dan sebesar 85% pada
umur 70 tahun. Faktor Usia sangat berpengaruh -> sekitar 60% kanker payudara
terjadi di usia 60 tahun. Resiko terbesar usia 75 tahun [16]
2.
Faktor Genetik
Kanker peyudara dapat terjadi karena adanya beberapa
faktor genetik yang diturunkan dari orangtua kepada anaknya. Faktor genetik
yang dimaksud adalah adanya mutasi pada beberapa gen yang berperan penting
dalam pembentukan kanker payudara gen yang dimaksud adalah beberapa gen yang
bersifat onkogen dan gen
yang bersifat mensupresi tumor.
Gen pensupresi tumor yang berperan penting dalam
pembentukan kanker payudara diantaranya adalah gen BRCA1 dan gen BRCA2.
c.
Patofisiologi
Kanker payudara, seperti bentuk lain
dari kanker, adalah hasil dari faktor lingkungan dan turun-temurun beberapa.
Beberapa faktor-faktor ini meliputi:
Lesi pada DNA seperti mutasi
genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker payudara telah eksperimental
dikaitkan dengan paparan estrogen.
Kegagalan pengawasan kekebalan,
sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh menghilangkan sel-sel ganas
sepanjang hidup seseorang.
Faktor pertumbuhan abnormal sinyal
dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel epitel dapat memfasilitasi
pertumbuhan sel ganas.
Cacat diwariskan dalam gen perbaikan
DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53. Orang-orang di negara-negara
berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah dibandingkan di negara
maju.
Di Amerika Serikat, 10 sampai 20
persen pasien dengan kanker payudara dan pasien dengan kanker ovarium memiliki
kerabat pertama atau kedua-derajat dengan salah satu dari penyakit ini. Mutasi
di salah satu dari dua gen kerentanan besar, kanker payudara gen kerentanan 1
(BRCA1) dan kanker payudara gen kerentanan 2 (BRCA2), memberikan risiko kanker
payudara seumur hidup antara 60 dan 85 persen dan risiko seumur hidup dari
kanker ovarium antara 15 dan 40 persen. Namun, mutasi dalam gen account hanya 2
sampai 3 persen dari semua kanker payudara.
d.
Gambaran Klinis
Gejala klinis kanker payudara dapat
berupa:
1.
Benjolan pada payudara
Umumnya berupa benjolan yang tidak
nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin
besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara
atau pada puting susu.
2.
Erosi atau eksema puting susu
Kulit atau puting susu tadi menjadi
tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai
menjadi oedema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk (peau
d'orange), mengkerut, atau timbul borok (ulkus) pada payudara. Borok
itu semakin lama akan semakin besar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan
seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya
antara lain:
·
Pendarahan
pada puting susu.
·
Rasa sakit
atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul
borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang.
·
Kemudian
timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada
lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh (Handoyo, 1990).
Kanker payudara lanjut sangat mudah
dikenali dengan mengetahui kriteria operbilitas Heagensen sebagai berikut:
·
terdapat edema
luas pada kulit payudara (lebih 1/3 luas kulit payudara);
·
adanya nodul
satelit pada kulit payudara;
·
kanker
payudara jenis mastitis karsinimatosa;
·
terdapat model
parasternal;
·
terdapat nodul
supraklavikula;
·
adanya edema
lengan;
·
adanya
metastase jauh;
·
serta
terdapat dua dari tanda-tanda locally advanced, yaitu ulserasi kulit, edema
kulit, kulit terfiksasi pada dinding toraks, kelenjar getah bening aksila
berdiameter lebih 2,5 cm, dan kelenjar getah bening aksila melekat satu sama
lain.
F.
TUMOR JINAK DAN GANAS
a.
Pengertian
Tumor merupakan sekelompok sel-sel
abnormal yang terbentuk hasil proses pembelahan sel yang berlebihan dan tak
terkoordinasi.
b.
Penyebab
1.
Tumor jinak dan Ganas Pada Vulva
a.
Tumor jinak
· Tumor kistik
vulva
§ Kista sisa
jaringan embrio
§ Kista
garther : pada dinding lateral – anterolaterral vagina sampai pada vulva dekat
erethra dan klitoris. Biasnya berukuran kecil dan multiple namun dapat mencapai
ukuran kepala janin, dengan konsistensi yang lunak.
§ Kista /
hidrokele saluran nuck : terletak mulai dari saluran inguinal sampai dinding
labium mayor, kadang-kadang terdiri dari beberapa kista. Berisi cairan jernih
dengan dinding selaput peritonium
§ Kista
kelenjar
§ Kista
bartholoni : terjadi akibat radang.
§ Kista
sebasea : berasal dari kelenjar sebasea kulit ynag terdapat pada labium mayor,
labium minor dan mons vanoris, terjadi karena penyumbatan saluran kelenjar
sehingga terjadilah penimbunan sabun.
§ Hidrodenoma
: berasal dari kelenjar keringat
§ Penyakit fox
forduce : akibat sumbatan saluran kelenjar keringat membentuk banyak kristal
kecil dengan diameter 1 – 3 mm, multiple, terasa gatal, dapat mengalami
kekambuhan.
§ Kista
parauretbra (skene) : terjadi karena saluran kelenjar ini tertutup oleh
infeksi.
§ Kista
endometriosis : jarang sekali dapat tumbuh pada vulva atau vagina.
· Tumor solid
vulva
§ Tumor epitel
: kondilima ekuminatum, karunkula uretra, nevus pigmentosus
§ Tumor
jaringan mesoderm : fibroma, lipoma, kiomioma, neurofibroma, hemangioma,
limfangioma, miksoma.
b.
Tumor ganas sekunder pada vulva
Berasal dari jaringan dekat vulva
seperti serviks uteri, vagina uterus yang merembet langsung atau secara
limfogen atau embolisasi melalui pembuluh darah balik.
2.
Tumor jinak dan ganas pada vagina
a.
Tumor jinak
• Tumor kistik
vagina
§ Kista
inklusi
§ Kista sisa
jaringan embrio, kista qartner, kista saliran muller
• Tumor solid
vagina
§ Tumor epitel
: kondiloma akuminata, granuloma
§ Tumor
jaringan mesoderm, fibroma, hemangioma, miksoma
§ Adenosis
vagina
b.
Tumor ganas primer di vagina sangat jarang. Bila serviks uteri ikut terlibat
dalam proses, maka tumor itu dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri. Tumor
biasanya terdapat dibagian tengah proksimal vagina, dari dinding samping atau
belakang vagina.
3.
Tumor jinak dan ganas pada tuba
a.
Tumor jinak
Dapat berupa neoplasma maupun non
neoplasma, tumor neoplasmatik jinak dekat tuba, kista parovarium terletak
diantara tuba bagian distal dan ovarium dengan diameter biasnya tidak mencapai
4 cm. sedangkan tumor non neoplasmatikdisebabkan oleh radang.
b.
Tumor ganas
Deteksi dini tumor ganas tuba
fallopi sukar diupayakan. Perlu mendapat perhatian khusus bila wanita berusia
45 – 55 tahun ditemukan tumor adneksa. Disertai rasa nyeri dan adanya getah vagina
yang semula kekuning-kuningan kemudian bercampur darah, perlu dicurigai
kemungkinan adanya tumor ganas tuba terutama pada nullipara atau primipara.
4.
Tumor jinak dan ganas pada uterus
a.
Tumor jinak
Ø Ekto serviks
§ Kista sisa
jaringan embrional : berasal dari saluran mesonefridikus wolffi terdapat pada
dinding samping ekto serviks
§ Kista
endometriosis : letaknya superfisial
§ Folikel atau
kista nabothi : kista retensi kelenjar endo serviks, biasanya terdapat pada
wanita multipara, sebagai penampilan servisitis, berwarna putih mengkilap
berisi cairan mukus. Bila menjadi besar dapat menyebabkan perasaan nyeri.
§ Papiloma,
seperti kondiloma akuminata, kebanyakan papiloma adalah sisa epitel yang
terlebih pada trauma bedah maupun persalinan
§ Hemangioma :
jarang, biasanya terletak superfisial, dapat membesar pada waktu kehamilan.
Ø Endo serviks
§ Polip :
suatu adenoma maupun adenofibroma yang berasal dari selaput lendir endo
serviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari vulva. Polip berkembang
karena pengaruh radang maupun virus.
Ø Endometrium
§ Adenoma –
adenofibroma : terdiri dari epitel endometrino dengan stroma yang sesuai dengan
daur haid. Adenoma ini biasanya merupakan penampilan hiperplasia endometrium,
dengan konsistensi lunak dan berwarna kemerah-merahan.
§ Mioma
submokosum : dapat tumbuh dan keluar dari uterus menjadi mioma. Konsistensinya
kenyal berwarna putih.
§ Polip
placenta : berasal dari sisa placenta yang tertinggal setelah partus maupun
abortus. Polip placenta menyebabkan uterus mengalami subinvolusio yang
menimbulkan pendarahan pada umumnya pengangkatan dengan cara kuretase.
b.
Tumor ganas
Tumor ganas korpus uteri dianggap
primer jika berasal dari enmetrium atau miometrium. Jika terdapat proses di
endometrium dan endoserviks dan tidak dapat dipastikan dari mana asalnya, maka
dianggap sebagai tumor ganas serviks uteri bila hasil histologik menunjukkan
jenis epidermoid.
Gambar klinik
-
Biasanya
tersembunyi dan membahayakan, dalam banyak kejadian gejalanya dikaitkan dengan
monopause limpa getah vagina kemerahan atau sesudah monopause. Rasa sakit dan
perasaan rahim berkontraksi sering dikeluhkan.
5.
Tumor jinak dan ganas pada ovarium
a.
Tumor jinak : diantara tumor ovarium ada yang bersifat neoplastik dan non
neoplastik.
Pada tumor ovarium biasanya uterus
dapat diraba sendiri. Jika tumor ovarium terletak di garis tengah dalam rongga
perut bagian bawah dan konsistensinya kistik.
Apabila sudah ditentukan bahwa tumor
ovarium, maka perlu diketahui apakah bersifat neoplastik atau nonneoplastik.
Tumor nonneoplastik akibat peradangan umumnya adalah anamniesis menunjukkan
gejala-gejala ke arah peradangan genital, dan pada pemeriksaan tumor-tumor
akibat peradangan tidak dapat digerakkan karena pelekatan. Kista nonneoplastik
umumnya tidak menjadi besar, dan diantaranya pada suatu waktu biasanya
menghilang sendiri.
Penanganannya :
Dapat dipakai sebagai prinsip bahwa
tumor ovalium neoplastik memerlukan operasi dan tumor nenneoplastik tidak.
b.
Tumor ganas : merupakan 20% dari semua keganasan alat reproduksi wanita.
Tumor ganas merupakan kumpulan tumor
dengan histiogenesis yang beranekaragam, dengan sifat-sifat histologis maupun
biologis yang beranekaragam. Kira-kira 60% pada usia perimonopause, 30% dalam
masa reproduksi dan 10% pada usia jauh lebih muda.
Tumor ganas ovarium menyebar secara
limfogen ke kelenjar para norta, mediastinal dan supraklavikular, untuk
seterusnya menyebar ke alat-alat yang lebih jauh, terutama paru-paru, hati dan
otak. Opstruksi usus dan ureter merupakan masalah yang sering menyertai
penderita tomur ganas ovarium.
Diagnosis :
Diagnosis didasarkan atas 3 gejala
dan tanda yang biasanya muncul dalam perjalanan penyakit yang sudah agak lanjut
:
a. Gejala desakan
b. Gejala determinasi/penyebaran
c. Gejala hormonal
Terapi :
Untuk tumor ganas ovarium pembedahan
merupakan pilihan utama pada tingkatan awal, meskipun pembedahan bukan
semata-mata bukan tujuan pengobatan, penetapan tingkatan klinik penyakit yang
akurat sewaktu pembedahan dan hasil histopatologi sangat penting untuk kelak
melakukan penanganan yang adekuat
G.
PROSEDUR PEMERIKSAAN PENYAKIT
a.
Mastitis
Waktu terbaik untuk memeriksa
payudara Anda biasanya satu minggu setelah masa menstruasi Anda dimulai, ketika
jaringan payudara Anda paling tidak mungkin menjadi bengkak.Jika siklus
menstruasi tidak teratur, atau jika telah berhenti menstruasi karena menopause
atau pengangkatan rahim (histerektomi), lakukan pemeriksaan pada hari yang
mudah diingat.
Wanita yang sedang hamil atau
menyusui dapat terus memeriksa payudara mereka setiap bulan secara teratur.Ibu
menyusui dapat memeriksa payudara mereka setelah makan atau setelah menggunakan
pompa payudara sehingga pemeriksaan lebih mudah dan lebih nyaman.
Pemeriksaan dilakukan sambil berdiri
dan berbaring. Dua posisi ini bertujan supaya tidak ada sesuatu yang mugkin
tertinggal.
1.
lepaskan baju mulai dari pinggang keatas kemudian duduklah didepan cermin
dengan santai. Lihatlah kesemetrisan payudara dan puting. Dan carilah apakah
ada perubahan warna dan benjolan.
2.
Gunakan telunjuk, jari tengah dan jari manis tangan kiri anda-bukan-ujung jari
untuk memeriksa payudara kanan.dan jari tangan kanan untuk memeriksa payudara
kiri.
Raba dengan memberikan sedikit
tekanan dan gerakan memutar mulai dari bagian terluar sampai kearah puting dan
terakhir pencet puting untuk memeriksa apakah ada cairan yang keluar. Lakukan
hal yang sama pada payudara kiri.
3.
Periksa apakah ada benjolan-benjolah kelenjar getah bening disekitar payudara.
Mulai dari daerah disekitar tulang dada, disekitar tulang atas payudara
(klavikula), dan ketiak.
4.
Angkat kedua tangan keatas dan periksa apakah ada bayangan benjolan dibawah
kulit atau ada bagian yang tertinggal.
5.
Berbaringlah sehingga jaringan payudara Anda menyebar secara merata di atas
dinding dada dan setipis mungkin, sehingga lebih mudah untuk merasakan semua
jaringan payudara. Lakukan pemeriksaan sama persis seperti langkah 1-4